Strategi Menulis Konten Viral Versi Majalah Forbes – Bagi seorang Blogger, siapa yang tidak kenal dengan Mas Sugeng, Mojok, 5COG, Qureta, atau pun Majelis Pena. Kesemua ini adalah blog yang senantiasa menyajikan konten cerdas, nikmat dan nyaman. Membaca ditempatnya serasa berada di perpustakaan yang full AC, sofa empuk dan tersedia beberapa minuman. Pokoknya top deh.
Lantas, apa sih yang membuat mereka begitu nyaman dan jitu dalam menarik pembaca? Lalu apa rahasia mereka sehingga mampu membanjiri blognya dengan puluhan ribu pembaca? Berikut Kak Amel akan membagikan Strategi Menulis Konten Viral versi Majalah Forbes.
1.Write Good Content
Konten yang baik adalah yang mampu mengemas ide kreatif secara kreatif pula. Seorang pembaca yang cepat hanya akan mengambil satu paragraf pertama dari artikel kita. Jadi, buatlah sekreatif mungkin, dan berikan kesan perdana bagi pembaca secara WOW.
Caranya adalah, pastikan dengan mengungkap 5W, yakni Apa, Siapa, Dimana, Kapan dan Mengapa. Dengan demikian, pembaca akan terpuaskan dengan apa yang kita sajikan. Guy Kawasaki dan Peg Fitzpatrick , co – penulis The Art of Social Media : artikel yang memiliki kekuatan adalah yang mampu menjelaskan apa yang terjadi, sesuatu yang berarti, bagaimana melakukan sesuatu dan yang mengejutkan.
BACA JUGA:
- Rekomendasi Hosting Murah dan Terbaik Untuk Blogger Indonesia
- Ide Bisnis Travel Dan Ticketing Modern
- Aplikasi Kasir Online Omegasoft Terbaik Untuk Bisnis Online dan UKM Indonesia
2. Elicit Strong Emotions – positive is better than negative
Konten yang memiliki kekuatan emosi positif, jauh lebih diminati dibandingkan konten yang bernuansa negatif. Artinya adalah, konten yang bermuatan ajakan untuk lebih baik, sukses, bersifat solutif itu semua memiliki daya tarik berkali-kali lipat.
Sebaliknya, konten yang bernuansa negatif lebih cenderung membuat pembaca malas menyelesaikan bacaannya. Daya tarik yang dijual amatlah sedikit. Sebab pola seperti ini sulit untuk merangkat emosional pembaca.
Cerita yang membangkitkan emosi cenderung mendorong popularitas, menurut sebuah studi pada tahun 2011 oleh Profesor University of Pennsylvania.
3. Be Brief
Konten singkat, padat dan memuaskan cenderung lebih dicari. Klimaks dalam suatu konten akan sangat baik jika disajikan di akhir tulisan. Hal ini menuntut kita lebih kreatif dalam menyajikannya, karena tidak semua pembaca mau untuk membaca sampai akhir.
Karenanya, media sosial seperti Twitter dan Facebook sangat digandungi oleh sebab klimaks yang diberikan tidak boleh lebih dari 100 karakter. Kawasaki menegaskan, klimaks suatu konten blog tidak lebih dari 500 sampai 1000 kata.
4. Write Irresistible Headlines
Penulisan judul merupakan ujung tombak dari suatu blog. Ketertarikan seseorang membaca suatu blog terletak pada tampilan judul. Ibaratkata, judul adalah kemasannha. Jika kemasannya saja tidak menarik, maka isinya pun bisa diklaim sedemikian rupa.
Untuk itu, sangat disarankan bagi pada Blogger untuk membuat judul yang semenarik mungkin. Dengan adanya korelasi antara judul dan isi konten, ini yang akan membuat pembaca ketagihan untuk berkunjung.
Justru dengan tidak adanya korelasi antara judul dan konten, blog kita akan binasa dalam beberapa detik. Karena pembaca akan merasa kecewa dengan apa yang kita sajikan. So pasti, kita dituntut untuk lebih kreatif dalam melakukan hal ini. Yakni memberikan judul yang fantastis, namun tetap menjaga relevansi dengan konten.
BACA JUGA:
- Bisnis Rumahan Masa Kini dengan Posko Koni
- Yuk Bikin Website dengan Domain dan Hosting Murah Di Hostinger Indonesia
- Buka Bisnis Sendiri Dengan Rahasia Pengusaha Sukses
5. Be Visual
Siapa yang tak kenal dengan 5COG, dan sekawannya. Blog semacam ini lebih mengunggulkan visual dibandingkan tulisan. Dengan adanya visualisasi seperti ini, mereka bisa mengatasi rasa malas yang diderita oleh pembaca. Berbekal ini informasi yang dibalut dengan gambar, mereka bisa meraup ribuan pembaca hanya dalam beberapa menit.
Kawasaki dan Fitzpatrick, Jumlah penayangan konten kliennya meningkat 94 %, jika artikel yang diterbitkannya terkandung foto yang relevan atau infographic , bila dibandingkan dengan artikel tanpa gambar dalam kategori yang sama.
6. Play The Numbers Game
Permainan angka dalam menulis konten sudah tak diragukan lagi. Website seperti malas banget sudah membuktikan trik jitu yang satu ini. Selain membuat pembacanya terkepo-kepo, permainan angka juga lebih memudahkan kita dalam mencari ide dan menuliskannya.
Selaij itu, permainan angka dalam menulis konten akan membawa kita ketahap yang lebih baik. Pasalnya,.kita dituntun untuk lebih kreatif dalam menyajikan. Selain harus berbeda dari angka-angka sebelumnya, kita juga harus menyisipkan nuansa klimaks disefiap angka.
7. Play Nice With Others
Saling kunjung mengunjungi adalah salah satu jalan menjadi penulis yang baik. Kegiatan ini semacam simbiosis mutualisme. Selain untuk mempererat persaudaraan, kita juga akan menjadi pembaca yang baik.
Jadikanlah kegiatan saling mengunjungi ini sebagai wahana belajar, mencari ide dan membangun hubungan yang baik. Dengan demikian, nama baik kita akan tersebar dimana-mana.
8. Study Your Stats
Lakukanlah perbandingan. Pola penulisan seperti ini akan menbuat pembaca lebih terbuka dan menganalisa mana yang lebih baik. Ketika kita menyajika konten, sisipkanlah perbandingan didalamnya. Agar dengan demikian, pembaca juga turut paham ide gagasan yang kita bawakan. Atau dalam kata lain, kita tidak asal berargumen saja.
9. Time The Release of Your Stories
Zimmerman merekomendasikan memposting artikel pada pukul 09.00 akan lebih banyak dibaca dibanding waktu lain. Di pagi hari seseorang lebih suka membaca informasi terbaru. Baik dari media online, cetak atau yang lain. Karena di waktu ini seseorang masih terasa fit, semangat dan fresh.
10. Give The Reader a Practical Takeaway
Buatlah artikel yang praktis dan mempunyai daya hasrat untuk berbagi. Dengan demikian, setiap informasi yang kita sajikan akan meraup lebih banyak pembaca.
Itulah strategi menulis konten viral versi Majalah Forbes. Untuk melihat versi aslinya bisa di cek di Forbes.com
Wah, posting sekitar pukul 9 pagi malah direkomendasikan, ya? Kirain karena itu biasanya jam kerja/sekolah, orang nggak sempat baca
Hehehe, kenapa ya semua koran jualnya pagi? Padahal pagi itu waktu kerja. Kenapa gak malam atau siang saja yang justru waktu luang? Hehehe