Program Dayamaya : Gandeng Startup Bersinergi Kembangkan Ekonomi Digtal di Daerah Tertinggal – Era digitalisasi sudah merambah pesat, sehingga perlu bimbingan mutu dari berbagai elemen khususnya dari kemenentrian pariwisata dan daerah untuk mengupayakan atau bersinergi dalam mengembangkan ekonomi khususnya pada bidang digitalisasi terkhusus pada daerah tertinggal. Upaya ini semata-mata untuk meningkatkan ekonomi digital dan membantu para UKM di daerah-daerah terpencil supaya
Mengenal sedikit tentang Dayamaya merupakan sebuah program inisiatif untuk membantu pertumbuhan startup, komunitas, kelompok masyarakat, dan UMKM digital dari daerah 3T atau luar daerah 3T untuk diterapkan pada lokasi 3T dengan bantuan fasilitas berupa: pelatihan SDM, eksekusi survey pasar, infrastruktur teknologi, dan sosialisasi & pemasaran.
Badan Aksesibililitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika membuka kesempatan sinergitas bersama startup e-commerce & UMKM digital untuk mengembangkan potensi di daerah 3T (Terdepan, Terluar Tertinggal). Selama ini, BAKTI melaksanakan Program Universal Service Obligation (USO) memfokuskan pada pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia, melalui penyediaan akses internet, BTS, serta menyatukan Indonesia dengan backbone Palapa Ring. Seiring dengan meratanya infrastruktur telekomunikasi dan informasi, maka BAKTI perlu mengembangkan ekosistem digital sebagai bentuk optimalisasi infrastrukturnya.
Salah satu faktor penyebab pertumbuhan ekosistem ekonomi digital yang semakin meningkat saat ini adalah semakin meratanya akses internet. Jumlah pengguna internet di Indonesia bertumbuh signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Menurut data APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia), lebih dari separuh penduduk Indonesia merupakan pengguna internet, yaitu mencapai 156 juta orang atau setara 56% di tahun 2018 lalu. Sejalan dengan percepatan digitalisasi, industri digital juga tumbuh dengan pesat.
Indonesia memiliki potensi besar dalam industri digital. Pemerintah Indonesia menunjukkan keseriusannya untuk mendorong industri digital melalui visi Presiden Joko Widodo yang menyatakan bahwa Indonesia sebagai The Digital Energy of Asia. Tumbuhnya startup digital menghasilkan “multiplier effect” pada banyak usaha-usaha UMKM. Ini sebuah hal positif bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia, di mana startup memberikan manfaat bukan hanya kepada konsumen tetapi juga bagi kreator dan penjual.
Menurut Danny Januar Ismawan, Direktur Layanan TI untuk Masyarakat dan Pemerintah. “Melalui peran startup, komunitas dan UMKM yang terlibat besar harapan akan dapat mempercepat kemajuan di daerah 3T. Sejauh ini telah ada lima inisiatif dari 18 yang terpilih pada tahun 2019, yang mulai berproses di masyarakat. Kami yakin dengan peran serta mereka, akan segera terjadi perubahan di daerah 3T menuju ke arah yang lebih baik”.
Lebih dari 800 startup dan komunitas yang berasal dari 34 provinsi Indonesia mendaftar pada program Dayamaya. Program dari Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo ini memberikan fasilitas barang dan jasa untuk membantu pengembangan inisiatif yang dapat menggerakkan perekonomian digital di daerah terdepan, terluar, tertinggal (3T).
Ada Sekitar 7 sektor yang fokus pada sektor pendidikan (24%) dan kesehatan (16%) merupakan sektor dengan jumlah pendaftar tertinggi. Nantinya, Dayamaya akan memilih 30 inisiatif yang akan diberikan fasilitas berupa barang/jasa senilai 100 hingga 300 juta rupiah. Fasilitas tersebut bisa digunakan untuk pengembangan SDM, eksekusi riset pasar, infrastruktur teknologi, hingga sosialisasi dan pemasaran. Dari 18 inisiatif yang telah berkesempatan memberikan kontribusi kepada masyarakat salah satunya yaitu Atourin, Cakap, dan Jahitin.
1. Cakap (cakap.com)
Cakap sebagai platform online pembelajaran bahasa asing mendukung pengembangan daerah wisata dengan meningkatkan kemampuan masyarakat dari sisi penguasaan bahasa, utamanya bahasa Inggris. Dalam kontribusinya, pada tahun 2019 melalui program Dayamaya, Cakap telah menyelenggarakan digital assessment di Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menggunakan standarisasi CEFR (The Common European Framework of Reference for Languages). Program melibatkan peserta setingkat pelajar SMA sebanyak 250 orang, kegiatan ini dilakukan secara daring melalui ruang belajar digital dalam sebuah kelas online yang diisi oleh guru bahasa Inggris asing (ESL Teacher).
Cakap sebagai mitra platform pembelajaran memberikan kesempatan kepada masyarakat pelaku industri pariwisata untuk belajar bahasa Inggris secara gratis. Untuk menjadi peserta dapat mendaftar dengan mengakses website resmi Cakap. Sejauh ini sudah ada beberapa daerah yang mendaftar yaitu Kalimantan Selatan, Maluku Utara, Sulawesi Utara dan Bangka Belitung. Sulawesi Utara dan Kalimantan Selatan sebagai daerah terbanyak yang mendaftar menjadi peserta.
Menurut Tommy Yunus selaku CEO Cakap, kemampuan berbahasa Inggris sangat penting dalam usaha mengembangkan daerah wisata, karena menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah wisatawan dalam menciptakan pariwisata berkelanjutan. “Di masa pandemi ini Cakap menggelar program pelatihan secara daring bagi penggiat dan pelaku pariwisata yang tentu saja difasilitasi oleh BAKTI, Kementerian Pariwisata dan pemerintah daerah.
Dengan mengikuti pelatihan peserta nantinya akan mendapatkan akses kelas webinar, materi pembelajaran dalam bentuk ebook, akses video pembelajaran, kuis untuk evaluasi dan mengukur kemampuan bahasa Inggris selama program, pendampingan oleh guru profesional dan lokal fasilitator, serta mendapatkan sertifikat penyelesaian di akhir program.
2. Atourin (atourin.com)
Atourin ialah sebagai perusahaan teknologi pada sektor pariwisata yang menyediakan jasa dan layanan baik secara online maupun offline untuk industri pariwisata Indonesia, pada tahun 2019 berkesempatan menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi pemandu wisata di Natuna melalui program Dayamaya.
Menurut Reza Permadi selaku Tim Operasional Atourin, di tahun 2019 terdapat 10 pemandu wisata di Natuna sudah memiliki lisensi, lebih berani melakukan self branding, dan mulai memanfaatkan media sosial untuk melakukan promosi. Dengan ini diharapkan akan ada lebih banyak lagi pemandu wisata yang berlisensi.
Salah satu satu program Atourin di masa pandemi ini yaitu melakukan pelatihan secara daring bagi pemandu wisata se-Indonesia. Atourin juga mengajarkan bagaimana cara membuat tur virtual dan salah satu sektor yang paling terdampak akibat pandemi adalah pariwisata. Dengan pelatihan ini, diharapkan pemandu wisata dapat memanfaatkan internet untuk menghadirkan layanan virtual tour baik kepada wisatawan dalam negeri maupun mancanegara.
3. Jahitin Academy (jahitin.com)
Bila Cakap dan Atourin meningkatkan kemampuan SDM dari sisi bahasa dan local guide, maka Jahitin Academy memberdayakan SDM dengan meningkatkan skill para penjahit di Provinsi NTT, khususnya di Sumba Barat dan Sumba Barat Daya. Melalui workshop pengolahan limbah kain tenun, Jahitin mengajarkan bagaimana cara mengolah limbah tenun menjadi produk yang bernilai jual, seperti untuk membuat cushion pillow.
Tidak hanya itu, Jahitin juga membantu para penjahit agar dapat lebih mudah mengakses pasar. Dampaknya saat ini penjahit di Sumba sudah mendapatkan akses langsung berhubungan dengan Dinas Perdagangan. Di masa pandemi Jahitin Academy memberikan pelatihan kepada para penjahit, tentang bagaimana cara membuat masker sesuai dengan standar kesehatan yang difasilitasi oleh BAKTI dan Kementerian Desa, dan Pemberdayaan Daerah Tertinggal. Hasilnya, para penjahit di Sumba berhasil mendapatkan orderan membuat 5000 masker.
Sebagai sebuah bangsa Indonesia yang merupakan negara yang memiliki keberagaman, dalam membangun daerah 3T pemerintah tentu tidak dapat bekerja sendiri. Untuk itu, peran dari para startup dan komunitas sangat diperlukan untuk bersama-sama bersinergi mempercepat pembangunan di daerah 3T.
Menurut Ari Soegeng Wahyuniarti, selaku Kepala Divisi Layanan Telekomunikasi dan Informasi untuk Masyarakat.“Dengan merangkul stakeholder strategis, kami yakin kita akan memiliki daya atau berdaya untuk bersama-sama membawa perubahan di daerah 3T. Utamanya perbaikan dari sisi perekonomian berbasis ekonomi digital. Hal ini selaras dengan campaign yang kami angkat, yaitu Berdaya Bersama”.
Dayamaya percaya bahwa saat ini kesempatan untuk penghidupan yang lebih baik tidak hanya berputar di kota besar. Dengan internet, semua aspek merdeka dalam berkarya. Membangun bangsa dapat di mana saja, dimulai dari berdaya di dunia maya. Dayamaya memiliki visi untuk mendukung pengembangan ekosistem ekonomi digital Indonesia, khususnya di daerah 3T (terluar, tertinggal, terdepan) dengan semangat gotong royong bersama para stakeholder strategis bagi kesejahteraan masyarakat.